Kamis, 12 September 2013

Hakikat Manusia dalam Perspektif Islam

Hakikat Manusia Dalam Perpektif Islam

  1. 1.           Pengertian Manusia


Al Qur’an memandang manusia sebagai makhluk biologis, psikologis, dan social. Manusia sebagai basyar tunduk pada takdir Allah, sama dengan makhluk lain. Manusia sebagai insan dan al-nas bertalian dengan hembusan roh Allah yang memiliki kebebasan dalam memilih untuk tunduk atau menentang takdir Allah.

Manusia sebagai salah satu mahluk yang hidup di muka bumi merupakan mahluk yang memiliki karakter paling unik. Manusia mempunyai kelebihan.kelebihan itu membedakan manusia dengan makhluk lainnya. Kelebihan manusia adalah kemampuan untuk bergerak dalam ruang yang bagaimanapun, baik di darat, di laut, maupun di udara. Sedangkan binatang hanya mampu bergerak di ruang yang terbatas.

Selain itu, diantara karakteristik manusia adalah Aspek Kreasi, Aspek Ilmu, Aspek Kehendak, pengarahan akhlak. manusia juga mempunyai prinsip yang yang betul-betul membedakan manusia dari segala makhluk lainnya. yaitu prinsip yang memungkinkan berpikir dan memilih atau disebut prinsip an nafs al insaniyyat.

Manusia memiliki fitrah dalam arti potensi, yaitu potensi fisik dan potensi ruhaniah. Potensi fisik manusia adalah sifat psikologis spiritual manusia sebagai makhluk yang berfikir diberi ilmu dan memikul amanah. Sedangkan potensi ruhaniah adalah ruh, akal, qalb, dan nafsu.

Akal dalam pengertian bahasa Indonesia berarti pikiran atau rasio. Dalam Al Qur’an akal diartikan dengan kebijaksanaan, intelegensi, pengertian, rasa,  hikmah. Akal digunakan manusia dalam rangka memikirkan alam, sedangkan mengingat Tuhan adalah kegiatan yang berpusat pada qalbu. Sedangkan Qalbu atau al-qalb dapat bermakna hakekat manusia yang dapat menangkap segala pengertian, berpengetahuan, dan arif.

Adapun nafsu adalah suatu kekuatan yang mendorong manusia untuk mencapai keinginannya dan sifatnya bebas tanpa mengenal baik dan buruk.

  1. 2.           Asal Manusia


Al-Quran menerangkan bahwa manusia berasal tanah dengan mempergunakan bermacam-macam istilah, seperti : Turab, Thien, Shal-shal, dan Sualalah.
Hal ini dapat diartikan bahwa jasad manusia diciptakan Allah dari bermacam-macam unsur kimiawi yang terdapat dari tanah. Adapun tahapan-tahapan dalam proses selanjutnya, Al-Quran tidak menjelaskan secara rinci.

Seperti yang dijelaskan pada uraian sebelumnya bahwa manusia memiliki 5 potensi yaitu badan, ruh, akal, qalb, dan nafsu. Proses penciptaan manusia di jelaskan dalam QS. Al Mu’minun ayat 12-14 bahwa manusia diciptakan dari suatu saripati tanah. Kemudian saripati itu dijadikan air mani yang disimpan dalam rahim. Kemudian air mani itu dijadikan segumpal daging. Dan segumpal daging itu dijadikan tulang. Lalu tulang itu dibungkus dengan daging. dan dari daging itu ditiupkan-Nya ruh. Adapun soal terjadinya ruh manusia tidak diberi kewenangan untuk mengetahuimya.

Dewasa ini manusia, prosesnya dapat diamati meskipun secara bersusah payah. Berdasarkan pengamatan yang mendalam dapat diketahui bahwa manusia dilahirkan ibu dari rahimnya yang proses penciptaannya dimulai sejak pertemuan antara spermatozoa dengan ovum.

  1. 3.            Tugas Manusia

    1. Beribadah




Allah SWT berfirman dalam surat Ad-dzariyat:56 bahwasannya:”Allah tidak menciptakan manusia kecuali untuk mengabdi kepadanya” . Tentu mengabdi dalam bentuk  ibadah dengan menjalankan perintahnya dan menjauhi larangannya seperti tercantum dalam Al-qur’an. Perintah ataupun tugas yang diberikan oleh Allah kepada manusia dengan berdasarkan dan berpegang kepada Al-qur’an dan hadist didalam menjalankannya.

  1. Sebagai Hamba Allah


Tanggung jawab hamba Allah adalah menegakkan keadilan, baik terhadap diri sendiri maupun terhadap keluarga. Dengan berpedoman dengan ajaran Allah, seorang hamba berupaya mencegah kekejian moral dan kenungkaran yang mengancam diri dan keluarganya. Hamba-hamba Allah sebagai bagian dari ummah yang senantiasa berbuat kebajikan juga diperintah untuk mengajak yang lain berbuat ma’ruf dan mencegah kemungkaran (Al-Imran : 2: 103).

  1. Sebagai Khalifah di bumi


Status manusia sebagai khalifah , dinyatakan dalam Surat All-Baqarah ayat 30. Di Indonesia Khalifah diartikan sebagai pemimpin. Kata khalifah berasal dari kata khalafa yakhlifu khilafatan atau khalifatan yang berarti meneruskan, sehingga kata khalifah dapat diartikan sebagai pemilih atau penerus ajaran Allah (wakil Allah di muka bumi). Selain itu khalifah juga merupakan pemelihara ataupun penjaga bumi ini dari kerusakan

Kekuasaan manusia dibatasi oleh ketentuan-ketentuan yang telah digariskan oleh Allah, yaitu hokum-hukum Tuhan baik yang baik yang tertulis dalam kitab suci (al-Qur’an), maupun yang tersirat dalam kandungan alam semesta (al-kaun),  sebagaimana firman Allah dalam QS 35 (Faathir : 39) yang artinya adalah :

“Dia-lah yang menjadikan kamu khalifah-khalifah dimuka bumi. Barang siapa yang kafir, maka (akibat) kekafiranorang-orang kafir itu tidak lain hanyalah akan menambah kemurkaan pada sisi Tuhannya dan kekafiran orang-orang yang kafir itu tidak lainhanyalah akan menambah kerugian mereka belaka”.

Peran yang hendaknya dilakukan seorang khalifah sebagaimana yang telah ditetapkan Allah, diantaranya adalah Belajar ilmu Allah(surat An naml : 15-16 dan Al Mukmin :54), Mengajarkan ilmu (al Baqoroh : 31-39), Membudayakan ilmu (al Mukmin : 35 )

DAFTAR PUSTAKA

Hari Pramudyo, Pengertian Hakikat Manusia, http://membuatblog.web.id/2010/02/pengertian-hakikat-manusia.html, diakses pada Minggu 21 Maret 2010

Tidak ada komentar:

Posting Komentar